Monday 19 November 2012

Definisi Masyarakat

Setelah hakekat berpikir, pembahasan menarik lain bagiku adalah definisi masyarakat. Berpikir merupakan domain individu manusia dan masyarakat merupakan wahana bagi individu untuk mengubah dirinya menjadi makhluk sosial. Menariknya, justru dengan perubahan menjadi makhluk sosial itulah manusia mengembangkan pemikirannya. Tanpa masyarakat, seorang manusia tidak akan berkembang. Betapa tidak, manusia tidak akan bisa berpikir tanpa adanya informasi sebelumnya. Sedangkan infomasi sebelumnya tidak dapat dihasilkan oleh akalnya. Ini pernah dibahas dalam artikel Mungkinkah Informasi Sebelumnya Berasal dari Akal Manusia.

Lantas apa itu masyarakat? Sebuah gagasan yang berkembang, masyarakat adalah kumpulan individu. Kita semua tahu, fakta-fakta masyarakat itu apa. Kita dapat menunjukkan mana masyarakat dan mana yang bukan. Seandainya kita menunjuk pada masyarakat RW 1 di sebuah desa yang sedang berkerumun mengantre pembagian sembako misalnya, mereka memang kumpulan individu. Ada lebih dari satu individu yang berkumpul itu disebut sebagai masyarakat. Jadi, masyarakat adalah kumpulan individu? Belum tentu, mari kita uji dahulu.

Misalnya ada Albert dari Jerman, Trotzsky dari Rusia, Eddington dari Inggris, Macheveli dari Italy, Khan dari India, dan Hitori dari Jepang, mereka dipertemukan dalam satu tempat, yaitu kapal pesiar. Selama tiga minggu mereka berkumpul dalam satu kapal pesiar tersebut. Mereka adalah kumpulan individu sebagaimana individu-individu pada masyarakat RW 1 tadi berkumpul. Pertanyaannya, apakah mereka bisa disebut sebagai masyarakat? Tidak, ternyata kita tidak akan menyebut mereka sebagai masyarakat. Jadi, masyarakat bukanlah kumpulan individu.

Terkadang, kita sebagai manusia ada kalanya menjadi makhluk individu dan ada kalanya kita menjadi makhluk sosial. Kita berada di kamar kost sendirian, mengerjakan tugas yang diberikan dosen pembimbing maka saat itulah domain individu kita berfungsi. Namun, ketika tugas yang kita kerjakan adalah sampingan dari aktivitas berupa chatting bersama teman :P. Maka saat kita chatting itulah kita berada pada domain makhluk sosial. Kesimpulannya, domain sosial kita berfungsi saat kita berhubungan dengan manusia lain selain kita. Sedangkan saat kita berhubungan dengan selain manusia, maka saat itulah kita berada pada domain individu. Tidak hanya, catatan tugas dari dosen pembimbing, tetapi juga seluruh apa yang ada di alam semesta ini yang bukan termasuk hubungan dengan manusia.

Kalo kita lihat dengan mata kepala sendiri, kerumunan masyarakat tadi memang kumpulan individu. Itu benar. Namun, hanya kumpulan individu saja tidak akan membentuk masyarakat buktinya kumpulan individu di kapal pesiar tadi bukanlah masyarakat. Jadi, masyarakat tidak hanya kumpulan individu, tetapi ada domain sosial pada individu-individu yang berkumpul tadi. Yang sebenarnya, dia bukanlah makhuk individu lagi, melainkan makhluk sosial. Sehingga dari sini perlu ditarik term individu dan digantikan dengan manusia. Manusia adalah term umum dari term khusus makhluk individu dan sosial. Sehingga, masyarakat merupakan kumpulan manusia yang saling bersosialisasi.

Komponen yang ada pada sosialisasi kumpulan manusia mempengaruhi seperti apa bentuk masyarakat. Dalam perspektif seorang Muslim, kita bisa saja membagi masyarakat menjadi masyarakat Islam dan masyarakat bukan Islam. Ini hanyalah salah satu perspektif saja. Perspektif lain tentu ada. Misalnya masyarakat Industri dan masyarakat bukan Industri. Pada artikel sederhana ini hanya dibatasi pada perspektif seorang Muslim. Sehingga, komponen tadi akan mempengaruhi seperti apakah bentuk masyarakat, Islam atau bukan Islam. Lebih dari itu, dengan didetailkannya komponen tadi, akan didapati komponen-komponen yang mempengaruhi bentuk masyarakat.

Apa yang kita butuhkan dalam bersosialisi? Kita akan membutuhkan kesamaan bahasa. Tanpa adanya kesamaan bahasa kita tidak bisa melakukan komunikasi. Namun, hal ini akan dibantah dengan fakta ada orang yang menggunakan bahasa X dan orang lain menggunakan bahasa Y dan mereka bisa saling berkomunikasi. Yaitu satu orang yang menggunakan bahasa X dengan baik mengerti dengan baik bahasa Y dan orang lain yang menggunakan bahasa Y dengan baik juga mengerti dengan baik bahasa X. Sehingga, kesamaan bahasa harus dipersempit dengan kesamaan pemikiran dan peraturan. Mengapa? Karena, bahasa adalah wujud pemikiran. Pemikiran yang sama dapat diwujudkan dalam dua bahasa yang berbeda. Misalnya "blue" untuk orang Inggris masih satu pemikiran dengan "biru" orang Indonesia. Sebab, fakta di antara kedua bahasa tersebut sama. Lantas, kenapa harus juga dalam kesamaan peraturan. Peraturan di sini dimaksudkan pemikiran yang diterapkan. Pemikiran yang diterapkan merupakan pemikiran yang diakui oleh manusia satu dengan manusia lainnya yang dapat digunakan untuk menunjuk sebuah fakta. Pemikiran yang belum menjadi peraturan hanya berkembang pada individu-individu semata. Sehingga, dibutuhkan kesamaan pemikiran dan peraturan agar sosialisasi antar manusia tersebut bisa berlangsung. Kesimpulannya, masyarakat merupakan kumpulan manusia yang mempunyai pemikiran dan peraturan yang sama.

Tommy Aji Nugroho
Bandung, 19 November 2012 pukul 17:17

No comments:

Post a Comment